Sabtu, 09 Maret 2013

SEJARAH SINGKAT PERPINDAHAN SUKU DAYAK BERUSU KABUPATEN MALINAU DAN KABUPATEN TANA TIDUNG



1. Bengalun Lokou.

      Perkampungan Dayak Berusu yang pertama-tama dikenal adalah BENGALUN LOKOU, yaitu simpang Sungai Bengalun sebelah kiri. Sedangkan Sungai Bengalun sebelah kanan disebut BENGALUN PASOK. Pimpinan kampungnya adalah AKI SINGKIR KARAGANAN. )

Disamping itu ada lagi perkampungan Dayak Bulusu di Sungai Malinau, yaitu di Guang Sulok (Gong Sulok sekarang dan di Longob (Langap), pimpinan kampungnya bernama AKI ADANG, kira-kira pada abad  ke 11.

 

2. Baloi Batu.

      Setelah beberapa tahun, mereka pindah ke hulu Sungai Gita. Perkampungan mereka disebut    BALOI BATU Sungai Gita adalah simpang kanan Sungai Bengalun. (Kira-kira pada abad ke 12). Pimpinan kampungnya adalah AKI ANGKUB


3. Balaian Atud dan Alung Sangayan.

          Perpindahan yang berikut adalah di BALAYAN ATUD  yaitu terletak di Kuala Sungai Gita. (kira-kira pada abad ke 13 ). Pimpinan kampungnya adalah: AKI ASANG, kelompok lainnya ke ALUNG SENGAYAN  ( seberang kuala sungai Segayan ) pimpinan kampungnya adaLah AKI UGANG.


4. Baloi Panagar, Dansapi, dan Baloi RIAN.

          Perpindahan berikutnya terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu   BALOI PANAGAR  ( sungai Bengalun ) dipimpin oleh AKI SAWEN, Baloi DANSAPI  ( sungai Seputuk/   Jembatan   sekarang )  pimpinannya adalah AKI UMPI  kemudian diteruskan oleh   anaknya AKI  OJOL. Sedangkan kelompok yang lainnya ke BALOI RIAN  ( kuala  Rian ) yang dipimpin oleh AKI UNDOK. (kira-kira abad  pada ke 13-14).

5. Baloi  Laid

      Setelah kelompok masyarakat semakin banyak, merekapun terpencar ke setiap anak sungai Sesayap sebelah kiri mudik seperti :  Sebawang, Sebidai, Sedulun, Rian, Seputuk dan  Bengalun.
        Khusus untuk kelompok DANSAPI  ( Seputuk ) kembali lagi ke sungai Bengalun tepatnya di  BALOI  LAID  ( disekitar Sempayang Lama di pimpin oleh  AKI OJOL  (  lebih kurang tahun 1915-1919 ).


6.  Baloi Pulutan.

      Kira-kira pada tahun 1920 an perpindahan kelompok ini terjadi lagi ke Baloi PULUTAN  Desa Sempayang Baru yang dipimpin oleh AKI BILUNG  ( Gelar AJI KUNING ) dan AKI UNGKAR.

7.Kampung Bengalun dan Sungoi Nyampo.

          Pada tahun 1932 dilakukan lagi perpindahan satu kelompok ke BALOI MURUK di Pimpin oleh AKI UNGKAR,  kemudian diresmikan menjadi  KAMPUNG   BENGALUN ( sekarang menjadi Desa Sesua  ), sedangkan kelompok lainnya ke SUNGOI NYAMPO, dipimpin oleh AKI IPU  ( Aji Kuning ). Jadi kelompok sungoi Nyampo  Itu gabung kembali di Kampung Bengalun. ( tahun 1956).

8. Desa Sesua.

        Pada tahun 1962 Kampung Bengalun diresmikan namanya menjadi DESA SESUA dengan alasan   untuk membedakan    2 kampung (desa),  yang ada di Sungai Bengalun saat itu yaitu : DESA SESUA dan DESA  BATU LIDUNG.
           Desa Batu Lidung dibentuk oleh Kampung Bengalun  ( Desa Sesua ) atas usul masyarakatnya dengan surat penyerahan wilayah oleh AKI UTUP dan Bpk YANCI ( tahun 1960 ). Penyerahan waktu itu dari muara Bengalun sampai ke Kuala Sengayan, kecuali pohon buah-buahan dan pohon madu. AKI UTUP merupakan kepala kampung pertama di Kampung Bengalun, disusul oleh Bpk  YANCI. Bpk. UGUR, Bpk JABIN JANTJE, Bpk SADIRIN, Bpk MATIUS YASIR  (Tahun 2011).

9. Desa Punan Bengalun.

               Desa Punan Bengalun dibentuk oleh Kepala Kampung Bengalun  (Aki Utup dan Pak Yanci) pada tahun 1959, dengan kedudukan di Kuala Somodondom. Kepala kampungnya bernama Aki Bilat, dengan penduduk berjumlah lebih kurang 5 kk. Waktu itu suku ini masih kental dengan budaya yang disebut MUBUT. (Mubut arti  berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain sesuai dengan musim buah atau musim babi). Karena itulah suku ini mempunyai tradisi hanya memiliki pondok-pondok darurat paling lama bertahan 1 – 2 bulan sesuai dengan musim yang ada. Sejak saat itu orang-orang Bulusu Sesua berusaha memberikan penyuluhan/pembinaan, bahkan membantu tenaga dengan tujuan agar keluarga dan sahabat mereka orang-orang Punan ini bisa membangun suatu perkampungan yang menetap agar bisa dilayani kesehatan dan pendidikannya dengan  sebaik-baiknya. Sebagai bukti keseriusan Sesua membangun mereka ini adalah dengan membangun satu unit sekolah umum di Kampung Lali, dan  menempatkan 2 kali guru sekolah yaitu Pak Abia (alm), dan Pak Yukang (tahun 1960 an).   Selanjutnya pada tahun 1980 an, terjalinlah kerjasama antara masyarakat Desa Sesua dengan Gereja Kristen Pemancar Injil (GKPI) melalui Progaram Perkemahan Pemuda secara Sinodal yang dipimpin oleh Bpk Jabin Jantje, dibuatlah denah dan tebasan /paret untuk perkampungan mereka di Mangkuasar seperti yang ada sekarang ini.  Karena itulah Masyarakat Desa Punan Bengalun merupakan Desa Binaan Desa Sesua dan dibantu oleh gereja GKPI. bah sekarang ini lebih dipererat lagi hubungan kedua desa ini  menjadi hubungan kekeluargaan,adat, dan budaya.

  
 NARA SUMBER :                                                                          
                                                                                                                                                   DISIMPULKAN DARI
   1. I M U S                 : ( 70 Tahun )                                           WAWANCARA / DISKUSI :
   2. YANCUR                ( 63  Tahun )
   3. I S U N                 : ( 65  Tahun )                                           Tanggal : 07 Okt. 1968
   4. YANCI                 : ( 60  Tahun )                                           Oleh: Drs. Jabin Jantje. 
   5. YASIR                  : ( 60  Tahun )                                                
   6. NANANG             : ( 59  Tahun )                                               


Disalin kembali sesuai aslinya  pada tanggal :  18 April  2012.


Oleh



                                                         ( Drs. Jabin Jantje )

1 komentar:

  1. Oh,. ternyata begitu ya gan ceritax,.. mantap,. thanks ya infox,. LANJUTKAN ..../// (y)

    BalasHapus