1. Bengalun Lokou.
Perkampungan Dayak Berusu yang pertama-tama dikenal adalah BENGALUN LOKOU, yaitu simpang Sungai Bengalun sebelah kiri. Sedangkan Sungai Bengalun sebelah kanan disebut BENGALUN PASOK. Pimpinan kampungnya adalah AKI SINGKIR KARAGANAN. )
Disamping itu ada lagi perkampungan Dayak Bulusu di Sungai Malinau, yaitu di Guang Sulok (Gong Sulok sekarang dan di Longob (Langap), pimpinan kampungnya bernama AKI ADANG, kira-kira pada abad ke 11.
2. Baloi Batu.
Setelah beberapa tahun, mereka pindah ke hulu Sungai Gita. Perkampungan mereka disebut BALOI BATU Sungai Gita adalah simpang kanan Sungai Bengalun. (Kira-kira pada abad ke 12). Pimpinan kampungnya adalah AKI ANGKUB
3. Balaian Atud dan Alung Sangayan.
Perpindahan yang berikut adalah di BALAYAN ATUD yaitu terletak di Kuala Sungai Gita. (kira-kira
pada abad ke 13 ). Pimpinan
kampungnya adalah: AKI ASANG, kelompok lainnya ke ALUNG SENGAYAN ( seberang kuala sungai Segayan ) pimpinan
kampungnya adaLah AKI UGANG.
4.
Baloi Panagar, Dansapi, dan Baloi RIAN.
Perpindahan berikutnya terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu BALOI PANAGAR (
sungai Bengalun ) dipimpin oleh AKI SAWEN, Baloi DANSAPI ( sungai
Seputuk/ Jembatan sekarang )
pimpinannya adalah AKI UMPI
kemudian diteruskan oleh anaknya
AKI OJOL. Sedangkan kelompok yang
lainnya ke BALOI RIAN ( kuala Rian ) yang dipimpin oleh AKI UNDOK.
(kira-kira abad pada ke 13-14).
5.
Baloi Laid
Setelah kelompok
masyarakat semakin banyak, merekapun terpencar ke setiap anak sungai Sesayap sebelah
kiri mudik seperti : Sebawang, Sebidai,
Sedulun, Rian, Seputuk dan Bengalun.
Khusus untuk kelompok DANSAPI (
Seputuk ) kembali lagi ke sungai Bengalun tepatnya di BALOI
LAID ( disekitar Sempayang Lama di pimpin oleh AKI OJOL
( lebih kurang tahun 1915-1919 ).
6.
Baloi Pulutan.
Kira-kira pada
tahun 1920 an perpindahan kelompok ini terjadi lagi ke Baloi PULUTAN Desa Sempayang Baru yang dipimpin oleh AKI
BILUNG ( Gelar AJI KUNING ) dan AKI
UNGKAR.
7.Kampung Bengalun dan Sungoi Nyampo.
Pada tahun 1932 dilakukan lagi perpindahan satu kelompok ke BALOI MURUK
di Pimpin oleh AKI UNGKAR, kemudian diresmikan
menjadi KAMPUNG BENGALUN ( sekarang menjadi Desa Sesua ), sedangkan kelompok lainnya ke SUNGOI NYAMPO,
dipimpin oleh AKI IPU ( Aji Kuning ).
Jadi kelompok sungoi Nyampo Itu gabung
kembali di Kampung Bengalun. ( tahun 1956).
8. Desa Sesua.
Pada tahun 1962 Kampung Bengalun diresmikan namanya menjadi DESA SESUA dengan
alasan untuk membedakan 2
kampung (desa), yang ada di Sungai
Bengalun saat itu yaitu : DESA SESUA dan DESA
BATU LIDUNG.
Desa
Batu Lidung dibentuk oleh Kampung Bengalun
( Desa Sesua ) atas usul masyarakatnya dengan surat penyerahan wilayah
oleh AKI UTUP dan Bpk YANCI ( tahun 1960 ). Penyerahan
waktu itu dari muara Bengalun sampai ke Kuala Sengayan, kecuali pohon
buah-buahan dan pohon madu. AKI UTUP merupakan kepala kampung pertama di
Kampung Bengalun, disusul oleh Bpk
YANCI. Bpk. UGUR, Bpk JABIN JANTJE, Bpk SADIRIN, Bpk MATIUS YASIR (Tahun 2011).
9. Desa Punan Bengalun.
Desa Punan Bengalun dibentuk oleh Kepala Kampung Bengalun (Aki Utup dan Pak Yanci) pada tahun 1959,
dengan kedudukan di Kuala Somodondom. Kepala kampungnya bernama Aki Bilat,
dengan penduduk berjumlah lebih kurang 5 kk. Waktu itu suku ini masih kental
dengan budaya yang disebut MUBUT. (Mubut arti berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah
lain sesuai dengan musim buah atau musim babi). Karena itulah suku ini
mempunyai tradisi hanya memiliki pondok-pondok darurat paling lama bertahan 1 –
2 bulan sesuai dengan musim yang ada. Sejak saat itu orang-orang Bulusu Sesua
berusaha memberikan penyuluhan/pembinaan, bahkan membantu tenaga dengan tujuan
agar keluarga dan sahabat mereka orang-orang Punan ini bisa membangun suatu
perkampungan yang menetap agar bisa dilayani kesehatan dan pendidikannya dengan
sebaik-baiknya. Sebagai bukti keseriusan
Sesua membangun mereka ini adalah dengan membangun satu unit sekolah umum di
Kampung Lali, dan menempatkan 2 kali
guru sekolah yaitu Pak Abia (alm), dan Pak Yukang (tahun 1960 an). Selanjutnya
pada tahun 1980 an, terjalinlah kerjasama antara masyarakat Desa Sesua dengan Gereja
Kristen Pemancar Injil (GKPI) melalui Progaram Perkemahan Pemuda secara Sinodal
yang dipimpin oleh Bpk Jabin Jantje, dibuatlah denah dan tebasan /paret untuk
perkampungan mereka di Mangkuasar seperti yang ada sekarang ini. Karena itulah Masyarakat Desa Punan Bengalun
merupakan Desa Binaan Desa Sesua dan dibantu oleh gereja GKPI. bah sekarang ini
lebih dipererat lagi hubungan kedua desa ini
menjadi hubungan kekeluargaan,adat, dan budaya.
NARA SUMBER :
DISIMPULKAN DARI
1. I
M U S : ( 70 Tahun ) WAWANCARA
/ DISKUSI :
2. YANCUR ( 63
Tahun )
3. I S U N : (
65 Tahun ) Tanggal : 07 Okt. 1968
4. YANCI : (
60 Tahun ) Oleh:
Drs. Jabin Jantje.
5. YASIR : (
60 Tahun )
6. NANANG : ( 59
Tahun )
Disalin
kembali sesuai aslinya pada tanggal
: 18 April 2012.
Oleh
( Drs.
Jabin Jantje )
Oh,. ternyata begitu ya gan ceritax,.. mantap,. thanks ya infox,. LANJUTKAN ..../// (y)
BalasHapus